Suku Ende, Nusa Tenggara Timur

suku Ende
Suku Ende, merupakan satu dari dua suku yang menjadi mayoritas di kabupaten Ende di pulau Flores provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Suku Ende di kabupaten Ende hidup bersama dengan suku Lio yang juga mendiami daerah ini. Suku Lio sebagai suku tetangga suku Ende pada umumnya hidup di daerah pegunungan. Sedangkan suku Ende bermukim di daerah pesisir di sekitar bagian selatan kabupaten Ende.

peta Ende
Pada dasarnya, bentuk kebudayaan dan adat istiadat suku Ende dan suku Lio hampir sama. Di antara mereka juga banyak terjadi akulturasi kebudayaan. Sehingga secara sekilas antara kedua suku ini hampir tidak ada perbedaan. Suku Lio yang tinggal di daerah pegunungan adalah penganut agama Kristen Katholik yng dibawa oleh bangsa Eropa, yang menjadi agama utama bagi suku Lio. Sedangkan suku Ende lebih mendapat pengaruh dari pedagang Makasar yang turut mempengaruhi sebagian masyarakat Ende dengan agama Islam. Sehingga sebagian masyarakat suku Ende memeluk agama Islam sejak abad 19.

Karena masyarakat suku Ende lebih banyak bermukim di daerah pesisir. Jalur penghubung dengan daerah luar atau pulau-pulau lain, hanyalah melalui Ende. Selain itu masyarakat suku Ende lebih terbuka dengan para pendatang, dan mereka menyambut baik para pendatang, yang pada masa lalu banyak datang dari daerah Makasar. Masyarakat Makasar sejak dahulu banyak yang menetap dan menikah dengan orang-orang Ende. Berhubung para pedagang yang berasal dari Makasar tersebut telah terlebih dahulu memeluk Islam maka mereka juga menyebarkan ajaran Islam pada Masyarakat suku Ende yang waktu itu masih memeluk ajaran nenek moyang (animisme). Kemudian antara suku Ende dan suku Makassar, sepertinya juga terjadi perpaduan budaya, sehingga pakaian adat perempuan suku Ende, yaitu Rambu yang mirip dengan atasan baju Bodo (baju adat perempuan dari Makasar).

Masyarakat suku Ende memiliki bahasa sendiri yang disebut sebagai bahasa Ende. Bahasa Ende berkerabat dengan bahasa Lio yang hampir mirip dengan bahasa Ende. Dikatakan mirip karena kedua bahasa ini memiliki kosakata dan arti yang hampir sama, sedangkan perbedaannya terlihat dari dialek dan intonasi yang berbeda. Perbedaan lain terlihat dari beberapa konsonan yang hampir mirip, tapi tetap berbeda secara tulisan.

Beberapa perbedaan bahasa Ende dan bahasa Lio:

Indonesia Ende Lio
baju zambu lambu
celana sezake selake
anjing zako lako
terik zera leja
jalan raza jala
lampu iza ila
rebus, merebus raka jaka

Bahasa Ende dituturkan oleh sebagian besar masyarakat yang bermukim di kabupaten Ende pulau Flores Tengah Selatan. Bahasa Ende terdiri dari 2 dialek, yaitu dialek Ende dan dialek Nga'o. Sedangkan bahasa Lio sering juga dianggap sebagai sebagai bagian dari dialek bahasa Ende. Bahasa Ende dan dialek-dialeknya merupakan bagian dari kelompok rumpun bahasa Austronesia.

sumber:
sumber foto:
  • mozhalakyndona.wordpress.com
bacaan:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,