Suku Dawan, Nusa Tenggara Timur

masyarakat suku Dawan
Suku Dawan, merupakan suku yang berada di pulau Timor. Suku Dawan ini menempati seluruh wilayah Timor Barat, tersebar di 3 kabupaten yaitu kabupaten Kupang, kabupaten Timor Tengah Selatan dan kabupaten Timor Tengah Utara provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Populasi suku Dawan diperkirakan sekitar 600.000 orang.

Suku Dawan sering disebut juga sebagai orang Atoni Pah Meto. Orang Atoni ini kebanyakan hidup di daerah pedalaman. Mereka hidup sebagai petani. Selain itu kehidupan mereka sangat tergantung dari alam. Menurut mereka alam memberikan kesejahteraan bagi manusia, tapi bisa juga mendatangkan malapetaka.

Masyarakat suku Dawan hidup dalam kelompok-kelompok berdasarkan kanaf (marga). Setiap kanaf memiliki adat istiadatnya masing-masing.
Dalam menjaga keharmonisan dengan alam, masyarakat Dawan meiliki berbagai tradisi lisan. Beberapa tradisi lisan tersebut umumnya menggunakan bahasa ritual dan upacara formal dalam masyarakat tersebut. Kehidupan masyarakat Dawan memiliki hubungan yang erat antara ritus dan mitos pertanian, yang juga berhubungan erat dengan keyakinan religius tradisional. Kehidupan masyarakat dawan selalu berhubungan dengan berbagai ritus primitif dalam setiap kegiatan hidup mereka. Salah satu ritus tetap dipraktekkan oleh masyarakat Dawan primitif itu yakni Fua Pah. Suatu ritus untuk menyiasati alam yang gersang dan iklim yang kurang bersahabat. Fua pah adalah salah satu ritus dalam sistem kepercayaan masyarakat Dawan mengenai (Tuhan, Roh, Alam Semesta, Bumi dan Kerja). Fua pah merupakan penyembahan terhadap wujud tertinggi yang tidak diketahui dan dijangkau oleh daya nalar manusia.

Masyarakat Dawan yang hidup di pulau Timor hidup dalam kelompok-kelompok kecil, membentuk komunitas berdasarkan kanaf (marga). Komunitas ini hampir bersifat ekslusif dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Masyarakat Dawan pada umumnya hidup dengan bercocok tanam dan beternak. Hal ini merupakan pengaruh yang sangat besar dari komposisi tanah, iklim dan sumber air di wilayah tersebut. Keadaan tanah berupa tanah liat berpori yang mengandung kapur sangat sulit bagi tumbuhnya vegetasi penutup. Saat musim hujan keadaan tanah banyak mengandung air dan mengembang ketika sudah penuh dengan air hujan. Pada saat musim kemarau, tanah menjadi kering dan sangat sulit menemukan sumber air di daerah-daerah yang lebih rendah. Faktor-faktor alam seperti inilah yang mebuat masyarakat lebih memilih tinggal di daerah-daerah pegunungan yang banyak air. Daerah pegunungan merupakan pusat pemukiman dan pusat pertanian. Daerah pegunungan merupakan pusat pengembangan usaha tani lahan kering yang di dominasi oleh tanaman palawija dan jagung. Daerah atau wilayah yang keadaan tanahnya berupa tanah liat umumnya digunakan sebagai bahan dasar untuk kerajinan. Misalnya membuat periuk dari tanah liat, patung-patung, pot bunga, asbak rokok, dan jenis kerajinan tangan lainnya yang memiliki nilai jual yang tinggi. Sementara untuk tempat pertanian, umumnya mereka memilih dataran tinggi sebagai tempat mengembangkan usaha pertanian. Masyarakat Dawan mengembangkan usaha pertanian di daerah pegunungan; berpindah-pindah tempat dengan sistem tebas-bakar.
Itulah sebabnya, pusat pemukiman masyarakat Dawan umumnya ditemukan di wilayah-wilayah pegunungan yakni di daerah pedalaman pulau Timor yang kondisi tanahnya sangat kering. Maka tidak mengherankan bagi kita apabila orang Dawan menamakan dirinya Atoni Pah Meto, yang artinya “Orang daerah kering” atau “Orang tanah kering”.

Masyarakat Dawan telah memeluk agama Kristen, yang menjadi agama utama bagi masyarakat suku Dawan di pulau Timor ini. Tapi jauh sebelum agama Kristen masuk ke pulau Timor, masyarakat Dawan telah memiliki konsep tentang “Yang Ilahi”. Pengalaman akan “Yang Ilahi” dalam dalam setiap kegiatan hidup manusia.

masyarakat suku Dawan
dalam suatu ritual
Sejak zaman dahulu masyarakat Dawan menghadapi kenyataan hidup yang tidak dapat ditangkap secara rasional. Apa yang dialami dalam kehidupannya ditanggapi sebagai suatu misteri. Misteri tersebut tidak sama dengan teka-teki. Ia adalah misteri besar yang tidak pernah dimengerti, namun tidak disangkal kebenarannya dalam setiap pengalaman manusia. Oleh karena itu, masyarakat Dawan menyebut “Yang Tertinggi” itu dengan sebutan Uis Neno.
Selain Tuhan langit, Masyarakat Timor Dawan juga mengakui adanya Tuhan bumi atau penguasa alam semesta. Tuhan bumi ini disebut Uis Pah atau Pah Tuaf (pah artinya dunia atau alam). Uis Neno dan Uis Pah atau Pah Tuaf diakui membentuk satu kesatuan ilahi. Walaupun demikian superioritas Uis Neno tetap nyata. Kuasa Uis Neno melampaui kekuasaan dewa manapun. Uis Neno dan Uis Pah atau Pah Tuaf memiliki sifat yang berbeda. Uis Neno merupakan sang pencipta, sang penyelenggara dan Mahakuasa. Sedangkan Uis Pah atau Pah Tuaf dianggap bisa memberikan malapetaka bagi manusia. Oleh karena itu, manusia harus berusaha mengambil hati mereka dengan berbagai upacara ritual.

1. Uis Neno (Tuhan )
Uis Neno berasal dari kata Uis atau Usi artinya Raja, Tuan, Yang Empunya, sedangkan Neno artinya hari, langit, Yang tertinggi. Uis Neno diartikan sebagai Dewa atau “Tuhan”.
Uis Neno adalah “Dewa Langit” atau “Dewa Tertinggi”, memiliki kekuatan yang lebih tinggi, dan berkuasa atas langit dan bumi yang diyakini oleh masyarakat Dawan sebagai “Tuhan”.
Uis Neno dianggap sebagai asal mula segala sesuatu; pencipta, pemelihara dan penguasa alam semesta. Uis Neno juga digambarkan sebagai Apinat ma Aklaat atau “Yang Bernyala dan Yang Membara”, Afinit ma Amnaut atau “Yang Tertinggi dan Yang Mengatasi Segala Sesuatu”.
Uis Neno juga diyakini sebagai pemberi Manikin ma Oetene atau “Yang memberi kita makanan dan kesehatan”. Uis Neno tidak boleh disebutkan namanya secara langsung. Ia adalah dewa pemberi hujan, sinar matahari, atau untuk medapatkan keturunan, kesehatan dan kesejahteraan.
Dalam tradisinya, Uis Neno adalah Dewa yang paling istimewa dari dewa-dewa lain yang ada dalam masyarakat suku Dawan. Ritus Fua Pah Fua Pah adalah salah satu upacara ritual masyarakat Timor Dawan terhadap Uis Neno atau uis pah atau Pah Tuaf sebagai penguasa langit dan bumi. Upacara ritual ini dilaksanakan pada saat masyarakat Timor Dawan hendak mepersiapkan lahan pertanian yang baru maupun syukur atas panenan yang baru.

Kehadiran Uis Neno menurut pemahaman masyarakat Timor Dawan adalah melalui air, tanah, langit, serta benda-benda alamiah lainya seperti batu besar, pohon beringin yang dianggap memiliki kekuatan dan dianggap sakral. Uis Neno yang adalah pencipta dan pemelihara sangat berperan dalam hidup manusia. Peran Uis Neno dalam masyarakat Dawan, dilihat berdasarkan sifat-sifat ilahi-Nya yakni:
  • Apinat ma Aklaat: menyala dan membara Hal ini mengindikasikan Uis Neno dengan matahari. Kekuatan panas dan cahaya matahari yang dasyat tidak dapat ditandingi oleh kekuatan panas atau cahaya manapun. Uis Neno yang adalah Mahakuasa tidak dapat dilampaui oleh kuasa manapun. Uis neno adalah matahari dan cahaya sejati.
  • Amoet ma Apakaet: pencipta dan pemelihara Uis Neno adalah Tuhan pencipta alam semesta beserta segala isinya. Ia adalah penyebab segala sesuatu. Dia adalah penguasa langit dan bumi dan segala mahkluk harus tunduk kepada-Nya.
  • Alikin ma Apean: pembuka jalan dan mengatur kehidupan Uis Neno adalah penyebab awal dari segala sesuatu. Dia yang pertama memulai segala sesuatu dan segala mahkluk tergantung kepada-Nya. Ia juga yang mengatur seluruh perjalanan hidup manusia. Ia adalah alva dan omega, awal dan akhir.

2. Uis Pah atau Pah Tuaf (Dewa Bumi)
Uis Pah adalah sebutan untuk roh yang dianggap berkuasa atas tanah. Menurut kerpercayaan masyarakat Dawan, roh-roh tersebut adalah penghuni pohon-pohon besar, batu-batu besar, sungai dan gunung. Dewa ini dianggap sebagai dewi wanita yang mendampingi Uis neno.
Setiap roh yang mendiami tempat-tempat tersebut di atas memiliki peranannya masing-masing. “Roh-roh dan dewa-dewi ini, menurut H.G. Nordholt Schulte, berbagai variasi manifestasi dari dewa tertinggi orang Dawan Uis Neno […] dewa tertinggi ini memanifestasikan dirinya dalam berbagai jenis dewa-dewi rendah lainya dan diberi wewenang untuk menangani daerah-daerah atau bagian-bagian kehidupan tertentu”.

seorang anak suku Dawan
Masyarakat suku Dawan pada umumnya hidup dengan bertani. Dengan kondisi alam yang tandus dan kering. Untuk persiapan lahan, masyarakat Dawan harus melewati beberapa tahap berikut:
  • tahap menebas hutan/membersihkan kebun (ta’nelat hun mau),
  • tahap membakar hutan (polo nopo/sifo nopo),
  • tahap menanam (tapoen fini buke),
  • tahap pertumbuhan tanaman (eka ho’e),
  • tahap panen perdana (eka pen a smanan ma anne smanan)” .

 sumber:

2 comments:

  1. saya ingin sekali mendapatkan informasi yang lebih tentang suku Dawan kebetulan kemarin saya baru berbincang dengan beberapa raja yaitu dari Marga Meco yaitu dengan Bapak Raja Antonius Meka di Manamas serta dengan Bapak Raja Banna Nai Neno II di Kefa

    ReplyDelete
  2. Perlu dilakukan studi lanjutan lagi tentang penamaan suku dawan, karena kata "Dawan" yang diberikan oleh suku Tetun itu diartikan Laban yang diartikan lawan atau musuh oleh Suku Atoin Meto. Kata Atoin Meto dalam disertasi Hendrik Ataupah tentang Ekologi persebaran penduduk dan pengelompokan orang Meto di Timor Barat tidak memakai kata Dawan sebagai penyebutan suku Timor tetapi suku Atoin Meto.

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,